Kamis, 21 Mei 2020

Feature Human Interest


Nama: Selvie Nandya Koriatin
Tugas: Penulisan Populer "Feature"
Jenis feature: Human Interest
Topik feature: Petugas Kebersihan
Keterangan: Feature sesudah di revisi

Kisah Kehidupan Seorang Petugas Kebersihan di Masa Pandemi

Petugas Kebersihan sekolah tetap bekerja di tengah pandemi/foto: dok. Galeri Reza Maulana

Dunia saat ini telah digemparkan dengan munculnya virus Corona, tak terkecuali dengan Negara Indonesia. Pemerintah bahkan mengimbau agar masyarakat tetap berada di rumah dan melakukan aktivitas sehari-hari mereka dari rumah, seperti bekerja dan belajar. Tujuan kebijakan ini ialah untuk memutus rantai penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia. Akan tetapi, tidak semua pekerjaan dapat dilakukan di rumah. Salah satunya ialah petugas kebersihan sekolah. Para petugas kebersihan sekolah tetap bekerja seperti biasanya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, sehat, dan bersih di sekolah. Berdampingan dengan sampah-sampah bukanlah hal yang aneh lagi bagi para petugas kebersihan. Namun, apakah Anda tau bagaimana perasaan dan sulitnya menggeluti pekerjaan ini?
Reza Maulana Akbar atau yang akrab dipanggil Reza ini ialah sosok pemuda asal Cirebon yang sekarang berusia 19 tahun. Di usianya yang masih terbilang remaja, Reza sudah bekerja keras untuk bisa membantu perekonomian keluarganya. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan sekolah di salah satu SMA Swasta di Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Kehidupan ekonomi yang kurang dari kata cukup membuat Reza harus rela banting tulang untuk memenuhi kehidupan keluarganya. Sebelumnya, keluarga reza hanya bermodalkan sebuah warung kecil sebagai mata pencarian mereka. Akan tetapi, penghasilan dari usaha warung pun tidak mendapatkan banyak keuntungan, hanya cukup untuk biaya makan keluarga sehari-hari.
Kehidupan keras sedang ia rasakan saat ini. Ia bekerja setiap hari hanya untuk sesuap nasi dirinya dan keluarga. Meski ia sedang mengalami kehidupan yang cukup keras, tetapi tidak ada sedikit pun kata mengeluh yang ia lontarkan dari bibirnya. Ia hanya merasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan padanya. Selain itu, ia hanya ingin membantu meringankan beban orang tuanya karena tidak ada anak yang ingin melihat orang tuanya kesulitan. Setiap anak pasti ingin meringankan beban kedua orang tua mereka. Dengan bekerja sebagai petugas kebersihan, Reza berharap dapat membantu perekonomian keluarganya. Ia tidak pernah malu untuk bekerja sebagai petugas kebersihan, Selagi pekerjaan itu baik dan tidak merugikan orang lain, ia tidak akan pernah malu. “Apa yang harus membuat saya malu bekerja sebagai petugas kebersihan," ujarnya.
Bahkan di tengah-tengah pandemi ini Reza harus tetap melanjutkan pekerjaannya. Risiko terkena virus Corona kini sudah menjadi ancaman setiap hari untuknya, tetapi itu semua tidak membuat semangat Reza luntur dalam melaksanakan pekerjannya tersebut. Bukan hanya Reza saja yang tetap bekerja di tengah pandemi virus Corona ini, melainkan beberapa staf TU dan guru yang ikut hadir untuk jadwal piket sekolah. “Sudah menjadi tanggung jawab saya bekerja di tengah situasi pandemi seperti ini," ujarnya.
Tanggung jawab yang dirasakan Reza cukup besar dalam pekerjannya, apalagi di saat pandemi virus Corona seperti ini. Setiap hari ia bekerja mulai pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB. Reza memulai pekerjaannya dengan membersihkan lorong-lorong sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, hingga melayani keperluan guru dalam mengajar. Walaupun kini ia bekerja di tengah pandemi virus corona, tetapi tidak menutup kemungkinan ia tidak terhindar dari penularan virus Corona. Oleh karena itu, ia melakukan pencegahan penularan virus corona dengan menaati kebijakan-kebijakan pemerintah seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
Meski dengan Resiko yang terbilang cukup tinggi untuk terkena penularan virus corona ini. Namun siapa sangka bahwa penghasilan petugas kebersihan terbilang cukup rendah, yaitu dengan pendapatan sebesar Rp500.000,- yang hanya cukup untuk membayar listrik dan makan untuk keluarganya saja. Meskipun dengan begitu ia tidak pernah lupa untuk bersyukur kepada tuhan atas rezeki yang ia dapatkan tersebut.  Disisi lain reza sendiri ialah seorang mahasiswa semester 2 di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Ia kuliah dengan bantuan biaya dari pamannya. Ia sangat bersyukur karena ia dapat melanjutkan pendidikan di jenjang lebih tinggi.
Sosok Reza yang tangguh dan pemberani menjadi inspirasi bagi kita agar tidak mudah menyerah menghadapi persoalan hidup yang rumit dan kompleks. Selain itu, Reza mempunyai harapan dan cita-cita untuk membahagiakan keluarganya terutama ibunya. Ia juga berharap dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi orang yang sukses di masa depan.

Feature Human Interest


Nama: Selvie Nandya Koriatin
Tugas: Penulisan Populer "Feature"
Jenis feature: Human Interest
Topik feature: Petugas Kebersihan
Keterangan: Feature sebelum di revisi

Pikul Tanggung jawab, petugas kebersihan tetap bekerja ditengah pandemi
            Reza adalah salah satu pekerja petugas kebersihan sekolah yang masih tetap bekerja di tengah pandemi virus corona ini. Disaat warga yang lain dianjurkan untuk tidak keluar rumah dan menjaga jarak satu sama lain. Namun berbeda halnya dengan reza, meski penularan virus corona menjadi ancaman setiap hari untuknya, namun itu semua tidak membuat semangat reza luntur untuk menjalankan tugasnya. Meski ada kekhawatiran terkenanya virus ini, namun rasa tanggung jawab yang dimilikinya lebih besar daripada ketakutannya terkena virus tersebut.
            Reza bekerja sebagai petugas kebersihan sekolah di SMA NU Lemah Abang yang berada di daerah Cirebon Timur. Selain ia bekerja sebagai petugas kebersihan ia juga menjadi mahasiswa semester 2 di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Meski usia nya yang terbilang cukup muda yaitu 19 tahun. Namun siapa sangka kini ia menjadi tulang punggung keluarganya, ia membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Sebelumnya, keluarga nya hanya bermodalkan sebuah warung untuk memenuhi kehidupan mereka. Penghasilan warung pun tidak banyak hanya cukup untuk biaya makan anggota keluarga saja. Bahkan ditengah pandemik ini kehidupan ekonomi reza juga terbilang serba kekurangan. Bekerja sebagai petugas kebersihan juga hanya membantu sedikit perekonomian keluarganya, karena pekerjaan petugas kebersihan sendiri hanya menerima upah sebesar Rp.500.000 perbulannya, dan itupun cukup untuk membayar listrik dan makan bagi keluarganya saja. Sedangkan untuk biaya perkuliah reza sendiri ia dibantu oleh pamannya.
            Bukan tanpa alasan ia bekerja di tengah pandemik ini, karena dengan hidup yang serba kekurangan ia tidak bisa meninggalkan pekerjannya tersebut. Resiko terkenanya penularan virus corona selalu ia hadapi sehari-hari. Bukan hanya dari lingkungan pekerjaannya saja, tetapi faktor lingkungan seperti perjalanan yang cukup jauh antara rumah dan tempat bekerjanyapun ikut  menjadi ancaman terbesar bagi reza untuk terkena penularan virus corona. Namun untuk membantu perekonomian keluarganya ia akhirnya mengambil resiko untuk tetap melanjutkan pekerjannya, karena jika ia berhenti dari pekerjannya tersebut otomatis perekonomian keluarganya pun akan menurun, dan bahkan untuk biaya makan pun akan terasa sulit bagi keluarganya. Selain ekonomi, alasan reza untuk tetap melanjutkan pekerjannya di tengah pandemi ini ialah karena rasa tanggung jawab yang ia punya  mengenai pekerjaannya tersebut.
            Rasa khawatir terhadap virus corona ini bukan hanya di rasakan oleh reza, tetapi oleh keluarganya juga. Karena bagaimanapun virus ini dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Namun dengan arahan dari pemerintah seperti menjaga jarak, selalu memakai masker, dan selalu mencuci tangan setiap saat adalah bentuk keseharian reza dalam pencegahan penularan virus corona ini. Ia tak pernah mengeluh akan pekerjannya tersebut, ia selalu bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. Namun dibalik itu ia mempunyai harapan tinggi agar pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang serba kekurangan di tegah pandemi ini.
         Walaupun ia bekerja sebagai petugas kebersihan sekolah, namun ia memiliki harapan dan cita-cita yang mulia yaitu membahagaian keluarganya, terutama kepada ibunya, karena ibunyalah yang telah melahirkan dan merawatnya sejak ia kecil sampe sekarang. ia sangat ingin sekali membahagiakan ibunya suatu saat nanti. Walaupun kini ia kuliah sembari bekerja, ia tak pernah mengeluh apapun dan ia berharap dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi orang yang sukses dimasa depan.

Surat Pembaca

Jalanan Rusak Di Desa Pabeanudik, Indramayu

Saya warga indramayu ingin menyampaikan keluhan kepada pihak berwenang di wilayah indramayu bahwa sebagian Jalan di desa Pabeanudik, Kecamatan Indramayu mengalami kerusakan yang parah. Sehingga jalanan tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan. Karena jalanan tersebut terdapat bebatuan yang sudah rusak sehingga menimbulkan jalan berlubang dan bergelombang. Dan bila hujan tiba, maka jalanan tersebut akan tergenang air. Selain itu, kontur jalanan yang sedikit licin dan berlubang juga membuat kendaraan yang melintas juga harus sangat berhati-hati. 

Kondisi jalanan yang rusak tersebut jika terus dibiarkan seperti itu maka bisa makin rusak dan hancur. Selain itu, dapat mengakibatkan kecelakaan bagi para pengendara motor dan mobil yang setiap hari melintasinya. Saya berharap Pemerintah kabupaten indramayu segara memperbaiki jalanan tersebut untuk kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.


Hormat saya,


Selvie Nandya Koriatin

Rabu, 20 Mei 2020




Nama : Selvie Nandya Koriatin
Kelas : 1B
NPM : 119050017
Mata Kuliah : Penulisan Populer

RESENSI NOVEL MAGIC HOUR


Data Buku :
  1. Judul : Magic Hour
  2. Penulis : Tisa TS dan Stanley Maulen
  3. Penerbit : Loveable
  4. Tempat terbit : Jakarta
  5. Jumlah Halaman : 236
  6. ISBN : 978-602-0900-27-8
  7. Penyunting : Kahfie Julianto
  8. Harga : Rp 55.000,00
  9. Ukuran buku : 12,7 cm × 20,5 cm


Sinopsis :
“Siapa yang paling sayang sama elo?” “Kamu.”
“Siapa yang paling sayang sama gue?” “Aku.”
Sedalam itu persahabatan anatara Raina dan Gwenny, yang bermula dari diangkatnya Raina menjadi anak Tante Flora, Ibu Gwenny. Sepuluh tahun, Gwenny menjadi bagian hidup Raina, belahan jiwanya, hingga muncul Dimas dalam hidupnya. Dimas yang seharusnya dijodohkan dengan Gwenny, malah berbalik mencintai Raina. Celakanya, sedalam itu Dimas mencintai Rina. Raina pun merasakan hal yang sama. Sementara Toby, sahabat Raina dari kecil, juga memendam cinta yang sama pada gadis pencinta hujan itu.

Raina bimbang. Dari Dimas ia belajar mengenai cinta sejati. Kedatangan Dimas dihidupnya, bagaikan magic hour, momen penuh keajaiban yang membuat Raina melupakan semua kesedihannya. Hingga sebuah rahasia terkuak, dimana Raina menemui kenyataan kalau Dimas adalah penyebab kecelakaan yang terjadi pada dirinya. Kecelakaan yang meregut hal terpenting ia miliki, yaitu penglihatannya. Akankah Raina memaafkan Dimas? Apakah Persahabatannya dengan Gwenny bisa diselamatkan? Lalu, apa yang terjadi saat Raina buta dan tidak bisa menikmati keindahan magic hour untuk selamanya? Apakah Dimas akan menjadi satu cinta untuk selamanya bagi Raina?

Kelebihan :
Cover buku ini cukup menarik karena modelnya adalah cast dari film itu sendiri, Dimas Anggara, Michelle Ziudith, dan Rizky Nazar sehingga membuat orang yang melihatnya penasaran ingin membaca. Buku ini menyajikan beberapa gambar tokoh yang mengilustrasikan kisahnya. Penyajian gambar ini membuat pembaca lebih terpusat lagi imajinasinya. Selain itu, buku ini juga ditulis dengan gaya tulisan yang kekinian, membuat pembaca tertarik untuk terus membaca dan tidak merasa bosan.

Kekurangan : Kekurangan dari novel ini adalah penulisan kata yang salah dan ada beberapa kata yang sulit untuk di mengerti. Dipertengahan cerita, cerita sudah bisa di tebak dan  sangat di sayangkan pada karakter dimas yang sangat tidak jelas di akhir akhir cerita, membuat pembaca kecewa. Endingnya kurang berkesan.

Identifikasi Unsur dan Struktur Film "Menebus Impian"

Nama : Selvie Nandya Koriatin
Kelas : 1B
NPM : 119050017
Mata Kuliah : Penulisan Populer

Identifikasi Unsur dan Struktur Film "Menebus Impian"

UNSUR-UNSUR RESENSI PADA FILM "MENEBUS IMPIAN"

Judul Resensi : Menebus Impian
Menyusun Data Buku :
Judul                : Menembus Impian
Pengarang      : Abidah El Khalieqy
Penerbit          : Qalbiymedia
Tahun Terbit   : 2010
Tebal Buku     : 304 Halaman

Isi Resensi Buku :
Sinopsis dalam film “Menembus Impian”, Nur (diperankan oleh Acha Septriasa) adalah seorang mahasiswi yang menjalani kehidupan keras bersama ibunya, Sekar (diperankan Ayu Diah Pashya), yang bekerja sehari-hari sebagai seorang buruh cuci. Kedua anak ibu ini memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai bagaimana meraih kehidupan yang lebih baik. Sang ibu memilih agar anaknya memfokuskan diri pada kuliahnya, sedangkan Nur berpikir bagaimana bisa secepatnya bekerja dan memperoleh penghasilan untuk membantu nafkah mereka. 


Kelebihan pada Film ini yakni Secara keseluruhan cerita yang diangkat ke layar lebar nyaris utuh, sama dengan novelnya. Tidak banyak perubahan yang terjadi, kalaupun ada, sifatnya hanya penambahan- penambahan terhadap tuntutan detil yang logis.


Kekurangan pada film ini masalah utamanya adalah kedangkalan tema. Dalam film terdapat beberapa perbedaan dengan novel cerita aslinya. Di ending cerita dalam novel diceritakan, Nur akhirnya menikah dengan Dian dan hidup bahagia. Pernikahan itu bertepatan dengan diperingatinya hari kartini (21 April). Tetapi dalam film hanya di ceritakan sampai Nur mempersembahkan istana megah kepada ibunya tercinta. Di samping itu, tokoh Sekar dalam film diperlihatkan bahwa dia berambut pendek. Hal ini sangat bertolak belakang dengan gambaran yang ada di dalam novel bahwa dia tengah berambut panjang. Tak hanya itu, dalam novel pun di hadirkan tokoh Pak Lik Minto yang banyak membantu Sekar dalam kehidupannya ketika dia baru sampai di kota pertama kali. Pak Lik Minto ini diceritakan bahwa dia adalah adik kandung dari Susilo “tokoh novel” (ayah kandung Sekar) yang telah sukses hidupnya di kota. Namun hal ini tidak terdapat dalam film.

Penutup : Dalam teks resensi tersebut tidak ada penutup.






STRUKTUR RESENSI PADA FILM "MENEBUS IMPIAN"
  • Identitas film
1.      Judul film: Menebus Impian
2.      Sutradara: Hanung Bramantyo
3.      Produser: - Benhard Soebiakt, Hanung Bramanty
4.      Penulis: Titien Wattimena
5.      Pemeran: 
·         Acha Septriasa
·         Fedi Nuril
·         Ayu Diah Pasha
·         Haykal Kamil
·         Eric Scada
·         Ayu Diana
·         Cici Tegal
·         Joshua Suherman
·         Jaja Mihardja
·         Zaskia Adya Mecca
6.      Distributor: Dapur Film Production
7.      Durasi: 99 menit
8.      Tahun: 2010

·         Orientasi
Nur (diperankan oleh Acha Septriasa) adalah seorang mahasiswi yang menjalani
kehidupan keras bersama ibunya, Sekar (diperankan Ayu Diah Pashya), yang bekerja sehari-hari
sebagai seorang buruh cuci. Kedua anak ibu ini memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai bagaimana meraih kehidupan yang lebih baik. Sang ibu memilih agar anaknya memfokuskan diri pada kuliahnya, sedangkan Nur berpikir bagaimana bisa secepatnya bekerja dan memperoleh penghasilan untuk membantu nafkah mereka.
·         Sinopsis
Nur (diperankan oleh Acha Septriasa) adalah seorang mahasiswi yang menjalani
kehidupan keras bersama ibunya, Sekar (diperankan Ayu Diah Pashya), yang bekerja sehari-hari sebagai seorang buruh cuci. Kedua anak ibu ini memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai bagaimana meraih kehidupan yang lebih baik. Sang ibu memilih agar anaknya memfokuskan diri pada kuliahnya, sedangkan Nur berpikir bagaimana bisa secepatnya bekerja dan memperoleh penghasilan untuk membantu nafkah mereka.
·         Analisis Penokohan
1.      Nur : Nur berpikir bagaimana bisa secepatnya bekerja dan memperoleh penghasilan untuk membantu nafkah mereka. (lebih mementingkan membantu ekonomi keluarganya), bangkit dari masalah dan tidak putus asa mengejar mimpinya.
2.      Ibu Nur : Sang ibu memilih agar anaknya memfokuskan diri pada kuliahnya. (lebih mementingkan karir dan kuliah anaknya)
3.      Dian : dia mampu menginspirasi Nur sehingga Nur kembli berani untuk bermimpi dan bercita-cita Kembali.
·         Evaluasi
Ø  Kekurangan : film ini masalah utamanya adalah kedangkalan tema. Dalam film terdapat beberapa perbedaan dengan novel cerita aslinya. Di ending cerita dalam novel diceritakan, Nur akhirnya menikah dengan Dian dan hidup bahagia. Pernikahan itu bertepatan dengan diperingatinya hari kartini (21 April). Tetapi dalam film hanya di ceritakan sampai Nur mempersembahkan istana megah kepada ibunya tercinta. Di samping itu, tokoh Sekar dalam film diperlihatkan bahwa dia berambut pendek. Hal ini sangat bertolak belakang dengan gambaran yang ada di dalam novel bahwa dia tengah berambut panjang. Tak hanya itu, dalam novel pun di hadirkan tokoh Pak Lik Minto yang banyak membantu Sekar dalam kehidupannya ketika dia baru sampai di kota pertama kali. Pak Lik Minto ini diceritakan bahwa dia adalah adik kandung dari Susilo “tokoh novel” (ayah kandung Sekar) yang telah sukses hidupnya di kota. Namun hal ini tidak terdapat dalam film.


Ø  Kelebihan : : Secara keseluruhan cerita yang diangkat ke layar lebar nyaris utuh, sama dengan novelnya. Tidak banyak perubahan yang terjadi, kalaupun ada, sifatnya hanya penambahan penambahan terhadap tuntutan detil yang logis.