Nama: Selvie Nandya Koriatin
Tugas: Penulisan Populer
"Feature"
Jenis feature: Human Interest
Topik feature: Petugas Kebersihan
Keterangan: Feature sesudah di
revisi
Kisah Kehidupan Seorang Petugas
Kebersihan di Masa Pandemi
Petugas Kebersihan sekolah tetap
bekerja di tengah pandemi/foto: dok. Galeri Reza Maulana
Dunia
saat ini telah digemparkan dengan munculnya virus Corona, tak terkecuali dengan
Negara Indonesia. Pemerintah bahkan mengimbau agar masyarakat tetap berada di rumah
dan melakukan aktivitas sehari-hari mereka dari rumah, seperti bekerja dan
belajar. Tujuan kebijakan ini ialah untuk memutus rantai penyebaran virus
corona yang terjadi di Indonesia. Akan tetapi, tidak semua pekerjaan dapat
dilakukan di rumah. Salah satunya ialah petugas kebersihan sekolah. Para
petugas kebersihan sekolah tetap bekerja seperti biasanya untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman, sehat, dan bersih di sekolah. Berdampingan dengan
sampah-sampah bukanlah hal yang aneh lagi bagi para petugas kebersihan. Namun,
apakah Anda tau bagaimana perasaan dan sulitnya menggeluti pekerjaan ini?
Reza
Maulana Akbar atau yang akrab dipanggil Reza ini ialah sosok pemuda asal Cirebon
yang sekarang berusia 19 tahun. Di usianya yang masih terbilang remaja, Reza
sudah bekerja keras untuk bisa membantu perekonomian keluarganya. Ia bekerja
sebagai petugas kebersihan sekolah di salah satu SMA Swasta di Lemahabang,
Kabupaten Cirebon. Kehidupan ekonomi yang kurang dari kata cukup membuat Reza
harus rela banting tulang untuk memenuhi kehidupan keluarganya. Sebelumnya,
keluarga reza hanya bermodalkan sebuah warung kecil sebagai mata pencarian
mereka. Akan tetapi, penghasilan dari usaha warung pun tidak mendapatkan banyak
keuntungan, hanya cukup untuk biaya makan keluarga sehari-hari.
Kehidupan
keras sedang ia rasakan saat ini. Ia bekerja setiap hari hanya untuk sesuap
nasi dirinya dan keluarga. Meski ia sedang mengalami kehidupan yang cukup keras,
tetapi tidak ada sedikit pun kata mengeluh yang ia lontarkan dari bibirnya. Ia
hanya merasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan padanya. Selain
itu, ia hanya ingin membantu meringankan beban orang tuanya karena tidak ada
anak yang ingin melihat orang tuanya kesulitan. Setiap anak pasti ingin meringankan
beban kedua orang tua mereka. Dengan bekerja sebagai petugas kebersihan, Reza
berharap dapat membantu perekonomian keluarganya. Ia tidak pernah malu untuk
bekerja sebagai petugas kebersihan, Selagi pekerjaan itu baik dan tidak
merugikan orang lain, ia tidak akan pernah malu. “Apa yang harus membuat saya
malu bekerja sebagai petugas kebersihan," ujarnya.
Bahkan
di tengah-tengah pandemi ini Reza harus tetap melanjutkan pekerjaannya. Risiko
terkena virus Corona kini sudah menjadi ancaman setiap hari untuknya, tetapi itu
semua tidak membuat semangat Reza luntur dalam melaksanakan pekerjannya
tersebut. Bukan hanya Reza saja yang tetap bekerja di tengah pandemi virus
Corona ini, melainkan beberapa staf TU dan guru yang ikut hadir untuk jadwal
piket sekolah. “Sudah menjadi tanggung jawab saya bekerja di tengah situasi
pandemi seperti ini," ujarnya.
Tanggung
jawab yang dirasakan Reza cukup besar dalam pekerjannya, apalagi di saat
pandemi virus Corona seperti ini. Setiap hari ia bekerja mulai pukul 08.00
sampai dengan 16.00 WIB. Reza memulai pekerjaannya dengan membersihkan
lorong-lorong sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, hingga melayani
keperluan guru dalam mengajar. Walaupun kini ia bekerja di tengah pandemi virus
corona, tetapi tidak menutup kemungkinan ia tidak terhindar dari penularan
virus Corona. Oleh karena itu, ia melakukan pencegahan penularan virus corona
dengan menaati kebijakan-kebijakan pemerintah seperti menjaga jarak,
menggunakan masker, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
Meski
dengan Resiko yang terbilang cukup tinggi untuk terkena penularan virus corona
ini. Namun siapa sangka bahwa penghasilan petugas kebersihan terbilang cukup
rendah, yaitu dengan pendapatan sebesar Rp500.000,- yang hanya cukup untuk
membayar listrik dan makan untuk keluarganya saja. Meskipun dengan begitu ia
tidak pernah lupa untuk bersyukur kepada tuhan atas rezeki yang ia dapatkan
tersebut. Disisi lain reza sendiri ialah
seorang mahasiswa semester 2 di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Ia
kuliah dengan bantuan biaya dari pamannya. Ia sangat bersyukur karena ia dapat
melanjutkan pendidikan di jenjang lebih tinggi.
Sosok
Reza yang tangguh dan pemberani menjadi inspirasi bagi kita agar tidak mudah
menyerah menghadapi persoalan hidup yang rumit dan kompleks. Selain itu, Reza
mempunyai harapan dan cita-cita untuk membahagiakan keluarganya terutama
ibunya. Ia juga berharap dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi orang yang
sukses di masa depan.