Sabtu, 20 Juni 2020

Pengaruh Pandemi Corona terhadap Mutu pendidikan Indonesia


Menjaga kualitas pendidikan menjadi tantangan nyata di tengah berlangsungnya pandemi Corona atau covid-19. Proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik yang semula dilakukan melalui interaksi langsung kini tidak lagi dapat dilakukan. Akibat pandemi, kegiatan belajar mengajar (KBM) pun secara mendadak harus dijalankan dengan menggunakan sistem belajar jarak jauh melalui jaringan internet atau daring.

Seperti yang kita tahu bahwasannya dampak covid-19 sangatlah berpengaruh bagi pendidikan di Indonesia. Bahkan menurut KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) sistem pendidikan Indonesia di tengah covid-19 kini menggunakan kurikulum darurat, yang dimana kurikulum normal tidak semuanya diterapkan oleh sekolah, kurikulum darurat tersebut harus memilih mana yang cocok untuk diterapkan terhadap para siswanya dan mana yang tidak.

Pendidikan saat pandemi ini sangat menghambat materi yang akan guru maupun dosen berikan. Kesulitan yang dialami guru dan siswa akan menjadi masukan bagi Kemendikbud dalam menerapkan pendidikan secara daring.   Internet juga menjadi salah satu sarana yang penting dalam pembelajaran daring. Koneksi internet yang cepat akan mempermudah pembelajaran daring. Namun, koneksi internet yang lambat tentu akan menghambat pelaksanaan daring yang dilaksanakan.

“Bahwa Indonesia sudah tertinggal sebelum masa covid-19 ini. Nah, kalau sekarang justru tambah parah. Karena saya yang berada di pelosok daerah, tidak memiliki fasilitas untuk berkomunikasi yang baik. Ada internet sangat lemot di wilayah kami, sudah itu ekonomi disini sangat lemah, belum tentu kami mampu membeli kuota,” ujar Edward. 

Kesulitan teknis terkait dengan ketersediaan fasilitas hardware ataupun software yang dibutuhkan bagi penyelenggaraan KBM jarak jauh. tidak semua guru dan murid, terlebih di daerah-daerah terpencil, memiliki perangkat yang memenuhi syarat kelayakan bagi pelaksanaan aktivitas daring. Fasilitas jaringan internet yang menjamin keterhubungan pun belum merata keberadaannya di seluruh pelosok Tanah Air.

“Bahwa di daerah kami untuk solusi belajar jarak jauh menggunakan fasilitas internet/IT, memang itu sangat tepat. Karena kondisi, bukan kita sengaja membuat seperti itu tetapi memang karena kondisi mengurangi perkumpulan, pertemuan, atau istilahnya fisik distancing. Tetapi fakta nyata di daerah kami khususnya kabupaten Blongan, Kaltara. Tidak semua lokasi-lokasi pendidikan khususnya SD ada belum ada jaringan internet,“ Ujar Yunus. 

kita tidak boleh menyerah pada keadaan dan membiarkan begitu saja kualitas pendidikan dalam negeri kita menurun di tengah situasi pandemi covid-19. Seluruh pemangku kepentingan pendidikan dalam negeri harus ikut turun tangan mencari jalan keluar dan mencegah kemungkinan permasalahan tersebut. Inilah tantangan sulit dalam dunia pendidikan kita saat negeri ini merayakan Hari Pendidikan Nasional di tengah situasi pandemi global.

Sampah yang Menggunung di Pinggir Jalan

Permasalahan sampah di Indonesia umumnya masih belum menemukan titik terang. Seperti masalah sampah yang menumpuk di pinggir jalan. Masalah ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengelolaan sampah di sebagian wilayah Indonesia.

            Seperti halnya terjadi di daerah Arjawinangun kabupaten Cirebon. Sampah yang berada di jalan arjawanangun sudah lama tidak terurus sehingga sampah tersebut menumpuk dan menutupi hampir setengah jalan. Tentu saja hal ini membuat ketidaknyamanan bagi para pengguna jalan. Karena sampah yang menumpuk menimubulkan aroma atau bau yang tidak sedap, terlebih saat hujan tiba maka aroma yang ditimbulkan oleh sampah akan sangat menyengat. Selain itu, sampah yang menumpuk juga bisa menyebabkan sumber penyakit.

            Saya berharap kepada Dinas kebersihan dan pihak yang terkait untuk segera menangani masalah sampah ini agar jalanan menjadi bersih dan nyaman dilalui oleh para pengendara. Selain itu, saya berharap agar masyarakat juga bisa memperhatikan mengenai pentingnya menjaga kebersihan, karena menjaga kebersihan sendiri adalah sebagian dari iman.

           

Hormat saya,


Selvie Nandya

Kamis, 04 Juni 2020

Tajuk Recana

Keluhan Mahasiswa terhadap Perkuliahan Daring


Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayianak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Penyebaran virus Corona di Indonesia sendiri kian hari kian merebak sehingga pemerintah memutuskan untuk menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk memustuskan rantai penyebaran virus Corona ini. Terhitung sejak 23 Maret 2020, banyak sekolah, kampus, tempat ibadah, bahkan para pekerja yang mengeluarkan kebijakan untuk bekerja dan belajar dari rumah.

Dengan di berlakukannya kebijakaan pembatasan sosial berskala besar, maka pemerintah pun menerapkan kebijakan untuk universitas agar melakukan pembelajaran online atau yang biasa kita sebut dengan pembelajaran daring. Metode atau pembelajaran daring ini juga dianggap efektif bagi pemerintah untuk mengurangi rantai penyebaran virus Corona yang terjadi saat ini. Pembalajaran daring ini juga beraneka ragam, ada yang menggunakan whatsapp, google classroom, schoology, atau Learning Management system ( LMS )

Berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 369- 62/MPK.A/HK/2020, segala kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun di kampus (perguruan tinggi) dialihkan menjadi metode daring. Di universitas saya juga terdapat surat edaran mengenai pencegahan coronavirus. Surat edaran ini berisi tentang dilaksanakanya daring atau kuliah online, kebijakan ini telah di sah kan oleh rektor Universitas Swadaya Gunung Jati. Salah satu kebijakannya yaitu untuk menonaktifkan kegiatan perkuliahan di lingkungan kampus dan tidak melakukan aksi tatap muka secara langsung dan digantikan oleh perkuliahan secara online/daring.

Namun bagi mahasiswa sendiri kegiatan pembelajaran online atau daring dianggap kurang efektif, karena pembelajaran daring ini menggunakan aplikasi yang penggunanya harus mempunyai koneksi internet yang bagus untuk membuka aplikasinya. Tentu saja ini sedikit memberatkan bagi sebagian mahasiswa di Indonesia. karena Koneksi internet setiap mahasiswa itu berbeda tergantung tempat tinggal mereka, ada yang tinggal di kota koneksinya lancar dan ada pula yang tinggal di desa yang terkadang koneksi internetnya kurang lancar. Paket data internet juga menjadi masalah dalam perkuliahan daring, yaitu banyak mahasiswa yang mengeluh karena borosnya paket data internet mereka. Dan bahkan tak jarang dari mahasiswa yang keluar rumah hanya utuk membeli paket internet saja agar tetap bisa mengikuti perkuliahan daring ini seperti biasanya.

Selain itu Perkuliahan online juga dianggap sedikit memberatkan mahasiswa. Karena banyak dari dosen yang memberikan tugas tanpa memberi materi kepada mahasiswanya terlebih dahulu. Disini mahasiswa harus lebih super aktif untuk memahami materi dari perkuliahan tersebut dengan mencari materi yang didapatkan dari sumber lain. Umumnya dosen hanya memberikan tugas dengan tenggang waktu yang sangatlah singkat tanpa adanya penjelasan materi. Dan hal itu sedikit memberatkan bagi mahasiswa, karena tugas yang mereka terima bukanlah tugas dari satu dosen saja melainkan dari dosen yang lain juga.

Dalam permasalahan-permasalahan diatas, tentu diperlukan perbaikan yang terus-menerus agar perkuliahan daring ini bisa berjalan dengan sempurna. Para dosen harus kian mengeksplorasi segala kemungkinan sistem pembelajaran daring agar mahasiswa bisa belajar dengan mudah dan bernilai guna. Selain itu harapan dari mahasiswa sendiri agar para dosen sedikit mengerti dan meringankan beban mahasiswanya, yaitu dengan cara memberikan materi terlebih dahulu sebelum diberikannya tugas, hal tersebut bertujuan untuk memudahkan mahasiswa untuk memahami lebih dalam mengenai pembahasan materi tersebut. Dan juga mahasiswa berharap agar pengumpulan tugas lebih diringankan lagi.

Walaupun begitu perkuliahan online atau daring juga memiliki dampak positif. Yaitu kita bisa terhindar dari penyebaran virus corona dan kita bisa memutuskan rantai penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia saat ini. Selain itu, dengan adanya perkuliahan daring kita jadi lebih banyak dirumah dan berkumpul bersama keluarga, kita juga bisa melakukan kegiatan positif dirumah seperti memasak dan membersihkan rumah bersama-sama. Saya berharap agar pandemi virus corona ini segera berkhir dan kita dapat melakukan aktivitas kita seperti biasanya.

Senin, 01 Juni 2020

IDENTIFIKASI SURAT PEMBACA


Mengidentifikasi struktur surat pembaca Kereta Api yang Menunda Keberangkatan Sangat Lama

Judul 
Kereta Api yang Menunda Keberangkatan sangat Lama

Lokasi dan Waktu Kejadian
(Lokasi : Stasiun kereta api Sukasuka, Kota Sukakopi dan di dalam kereta)
(Waktu kejadian : Tanggal 1 April 2018 pukul 09.00)

Kejadian yang dialami
Keterlambatan keberangkatan kereta api

 Kronologis Kejadian
Pada tanggal 1 April 2018 yang lalu, penulis hendak pergi ke kota Sukakopi dengan menggunakan kereta api. Penulis memutuskan untuk berangkat dari stasiun kereta api yang paling dekat dengan rumahnya yaitu stasiun kereta api Sukasuka.
Penulis melihat jam tangannya dan tepat menunjukkan pukul 09.00, waktunya kereta berangkat ke kota tujuan. Namun, hingga pukul 09.15, kereta tidak juga berjalan, tidak ada pula pemberitahuan tentang penundaan keberangkatan, tidak ada juga pegawai atau petugas yang hadir di dalam gerbong kereta. Hingga pukul 10.00, keadaan belum juga berubah. 
Penulis berusaha mencari petugas di dalam kereta. Yang penulis temui hanyalah petugas kebersihan. Ketika penulis menanyakan, ia menjawab bahwa penundaan tersebut sudah sering kali terjadi, sehingga penumpang yang lain tidak akan panik. Hal tersebut tentu sangat merugikan, apalagi tidak ada satupun pengumuman yang diberikan pada penumpang. Pada pukul 10.10 barulah kereta berangkat.
Kejadian tersebut membuat penulis terlambat 1 jam 30 menit dalam menghadiri rapat kantor. Selain itu, penulis juga menjadi enggan untuk naik kereta dari stasiun kereta Sukasuka lagi. 

Kritik dari Penulis
Pelayanan distasiun kereta sukasuka sangat mengecewakan, apalagi hal tersebut menyangkut waktu keberangkatan yang molor sangat lama dari jadwal seharusnya. 

Saran yang diajukan Penulis
Harapan penulis supaya pihak pemerintah dapat menertibkan permasalan penundaan keberangkatan distasiun sukasuka. Mengingat stasiun sukasuka berada dibawah naungan pemerintah. 

Identitas penulis
Anton Jaya, warga Tegal. 

IDENTIFIKASI SURAT PEMBACA

Mengidentifikasi struktur surat pembaca Kereta Api yang Menunda Keberangkatan Sangat Lama

Judul 
Kereta Api yang Menunda Keberangkatan sangat Lama

Lokasi dan Waktu Kejadian
(Lokasi : Stasiun kereta api Sukasuka, Kota Sukakopi dan di dalam kereta)
(Waktu kejadian : Tanggal 1 April 2018 pukul 09.00)

Kejadian yang dialami
Keterlambatan keberangkatan kereta api

 Kronologis Kejadian
Pada tanggal 1 April 2018 yang lalu, penulis hendak pergi ke kota Sukakopi dengan menggunakan kereta api. Penulis memutuskan untuk berangkat dari stasiun kereta api yang paling dekat dengan rumahnya yaitu stasiun kereta api Sukasuka.
Penulis melihat jam tangannya dan tepat menunjukkan pukul 09.00, waktunya kereta berangkat ke kota tujuan. Namun, hingga pukul 09.15, kereta tidak juga berjalan, tidak ada pula pemberitahuan tentang penundaan keberangkatan, tidak ada juga pegawai atau petugas yang hadir di dalam gerbong kereta. Hingga pukul 10.00, keadaan belum juga berubah. 
Penulis berusaha mencari petugas di dalam kereta. Yang penulis temui hanyalah petugas kebersihan. Ketika penulis menanyakan, ia menjawab bahwa penundaan tersebut sudah sering kali terjadi, sehingga penumpang yang lain tidak akan panik. Hal tersebut tentu sangat merugikan, apalagi tidak ada satupun pengumuman yang diberikan pada penumpang. Pada pukul 10.10 barulah kereta berangkat.
Kejadian tersebut membuat penulis terlambat 1 jam 30 menit dalam menghadiri rapat kantor. Selain itu, penulis juga menjadi enggan untuk naik kereta dari stasiun kereta Sukasuka lagi. 

Kritik dari Penulis
Pelayanan distasiun kereta sukasuka sangat mengecewakan, apalagi hal tersebut menyangkut waktu keberangkatan yang molor sangat lama dari jadwal seharusnya. 

Saran yang diajukan Penulis
Harapan penulis supaya pihak pemerintah dapat menertibkan permasalan penundaan keberangkatan distasiun sukasuka. Mengingat stasiun sukasuka berada dibawah naungan pemerintah. 

Identitas penulis
Anton Jaya, warga Tegal. 

Kamis, 21 Mei 2020

Feature Human Interest


Nama: Selvie Nandya Koriatin
Tugas: Penulisan Populer "Feature"
Jenis feature: Human Interest
Topik feature: Petugas Kebersihan
Keterangan: Feature sesudah di revisi

Kisah Kehidupan Seorang Petugas Kebersihan di Masa Pandemi

Petugas Kebersihan sekolah tetap bekerja di tengah pandemi/foto: dok. Galeri Reza Maulana

Dunia saat ini telah digemparkan dengan munculnya virus Corona, tak terkecuali dengan Negara Indonesia. Pemerintah bahkan mengimbau agar masyarakat tetap berada di rumah dan melakukan aktivitas sehari-hari mereka dari rumah, seperti bekerja dan belajar. Tujuan kebijakan ini ialah untuk memutus rantai penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia. Akan tetapi, tidak semua pekerjaan dapat dilakukan di rumah. Salah satunya ialah petugas kebersihan sekolah. Para petugas kebersihan sekolah tetap bekerja seperti biasanya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, sehat, dan bersih di sekolah. Berdampingan dengan sampah-sampah bukanlah hal yang aneh lagi bagi para petugas kebersihan. Namun, apakah Anda tau bagaimana perasaan dan sulitnya menggeluti pekerjaan ini?
Reza Maulana Akbar atau yang akrab dipanggil Reza ini ialah sosok pemuda asal Cirebon yang sekarang berusia 19 tahun. Di usianya yang masih terbilang remaja, Reza sudah bekerja keras untuk bisa membantu perekonomian keluarganya. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan sekolah di salah satu SMA Swasta di Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Kehidupan ekonomi yang kurang dari kata cukup membuat Reza harus rela banting tulang untuk memenuhi kehidupan keluarganya. Sebelumnya, keluarga reza hanya bermodalkan sebuah warung kecil sebagai mata pencarian mereka. Akan tetapi, penghasilan dari usaha warung pun tidak mendapatkan banyak keuntungan, hanya cukup untuk biaya makan keluarga sehari-hari.
Kehidupan keras sedang ia rasakan saat ini. Ia bekerja setiap hari hanya untuk sesuap nasi dirinya dan keluarga. Meski ia sedang mengalami kehidupan yang cukup keras, tetapi tidak ada sedikit pun kata mengeluh yang ia lontarkan dari bibirnya. Ia hanya merasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan padanya. Selain itu, ia hanya ingin membantu meringankan beban orang tuanya karena tidak ada anak yang ingin melihat orang tuanya kesulitan. Setiap anak pasti ingin meringankan beban kedua orang tua mereka. Dengan bekerja sebagai petugas kebersihan, Reza berharap dapat membantu perekonomian keluarganya. Ia tidak pernah malu untuk bekerja sebagai petugas kebersihan, Selagi pekerjaan itu baik dan tidak merugikan orang lain, ia tidak akan pernah malu. “Apa yang harus membuat saya malu bekerja sebagai petugas kebersihan," ujarnya.
Bahkan di tengah-tengah pandemi ini Reza harus tetap melanjutkan pekerjaannya. Risiko terkena virus Corona kini sudah menjadi ancaman setiap hari untuknya, tetapi itu semua tidak membuat semangat Reza luntur dalam melaksanakan pekerjannya tersebut. Bukan hanya Reza saja yang tetap bekerja di tengah pandemi virus Corona ini, melainkan beberapa staf TU dan guru yang ikut hadir untuk jadwal piket sekolah. “Sudah menjadi tanggung jawab saya bekerja di tengah situasi pandemi seperti ini," ujarnya.
Tanggung jawab yang dirasakan Reza cukup besar dalam pekerjannya, apalagi di saat pandemi virus Corona seperti ini. Setiap hari ia bekerja mulai pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB. Reza memulai pekerjaannya dengan membersihkan lorong-lorong sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, hingga melayani keperluan guru dalam mengajar. Walaupun kini ia bekerja di tengah pandemi virus corona, tetapi tidak menutup kemungkinan ia tidak terhindar dari penularan virus Corona. Oleh karena itu, ia melakukan pencegahan penularan virus corona dengan menaati kebijakan-kebijakan pemerintah seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
Meski dengan Resiko yang terbilang cukup tinggi untuk terkena penularan virus corona ini. Namun siapa sangka bahwa penghasilan petugas kebersihan terbilang cukup rendah, yaitu dengan pendapatan sebesar Rp500.000,- yang hanya cukup untuk membayar listrik dan makan untuk keluarganya saja. Meskipun dengan begitu ia tidak pernah lupa untuk bersyukur kepada tuhan atas rezeki yang ia dapatkan tersebut.  Disisi lain reza sendiri ialah seorang mahasiswa semester 2 di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Ia kuliah dengan bantuan biaya dari pamannya. Ia sangat bersyukur karena ia dapat melanjutkan pendidikan di jenjang lebih tinggi.
Sosok Reza yang tangguh dan pemberani menjadi inspirasi bagi kita agar tidak mudah menyerah menghadapi persoalan hidup yang rumit dan kompleks. Selain itu, Reza mempunyai harapan dan cita-cita untuk membahagiakan keluarganya terutama ibunya. Ia juga berharap dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi orang yang sukses di masa depan.

Feature Human Interest


Nama: Selvie Nandya Koriatin
Tugas: Penulisan Populer "Feature"
Jenis feature: Human Interest
Topik feature: Petugas Kebersihan
Keterangan: Feature sebelum di revisi

Pikul Tanggung jawab, petugas kebersihan tetap bekerja ditengah pandemi
            Reza adalah salah satu pekerja petugas kebersihan sekolah yang masih tetap bekerja di tengah pandemi virus corona ini. Disaat warga yang lain dianjurkan untuk tidak keluar rumah dan menjaga jarak satu sama lain. Namun berbeda halnya dengan reza, meski penularan virus corona menjadi ancaman setiap hari untuknya, namun itu semua tidak membuat semangat reza luntur untuk menjalankan tugasnya. Meski ada kekhawatiran terkenanya virus ini, namun rasa tanggung jawab yang dimilikinya lebih besar daripada ketakutannya terkena virus tersebut.
            Reza bekerja sebagai petugas kebersihan sekolah di SMA NU Lemah Abang yang berada di daerah Cirebon Timur. Selain ia bekerja sebagai petugas kebersihan ia juga menjadi mahasiswa semester 2 di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Meski usia nya yang terbilang cukup muda yaitu 19 tahun. Namun siapa sangka kini ia menjadi tulang punggung keluarganya, ia membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Sebelumnya, keluarga nya hanya bermodalkan sebuah warung untuk memenuhi kehidupan mereka. Penghasilan warung pun tidak banyak hanya cukup untuk biaya makan anggota keluarga saja. Bahkan ditengah pandemik ini kehidupan ekonomi reza juga terbilang serba kekurangan. Bekerja sebagai petugas kebersihan juga hanya membantu sedikit perekonomian keluarganya, karena pekerjaan petugas kebersihan sendiri hanya menerima upah sebesar Rp.500.000 perbulannya, dan itupun cukup untuk membayar listrik dan makan bagi keluarganya saja. Sedangkan untuk biaya perkuliah reza sendiri ia dibantu oleh pamannya.
            Bukan tanpa alasan ia bekerja di tengah pandemik ini, karena dengan hidup yang serba kekurangan ia tidak bisa meninggalkan pekerjannya tersebut. Resiko terkenanya penularan virus corona selalu ia hadapi sehari-hari. Bukan hanya dari lingkungan pekerjaannya saja, tetapi faktor lingkungan seperti perjalanan yang cukup jauh antara rumah dan tempat bekerjanyapun ikut  menjadi ancaman terbesar bagi reza untuk terkena penularan virus corona. Namun untuk membantu perekonomian keluarganya ia akhirnya mengambil resiko untuk tetap melanjutkan pekerjannya, karena jika ia berhenti dari pekerjannya tersebut otomatis perekonomian keluarganya pun akan menurun, dan bahkan untuk biaya makan pun akan terasa sulit bagi keluarganya. Selain ekonomi, alasan reza untuk tetap melanjutkan pekerjannya di tengah pandemi ini ialah karena rasa tanggung jawab yang ia punya  mengenai pekerjaannya tersebut.
            Rasa khawatir terhadap virus corona ini bukan hanya di rasakan oleh reza, tetapi oleh keluarganya juga. Karena bagaimanapun virus ini dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Namun dengan arahan dari pemerintah seperti menjaga jarak, selalu memakai masker, dan selalu mencuci tangan setiap saat adalah bentuk keseharian reza dalam pencegahan penularan virus corona ini. Ia tak pernah mengeluh akan pekerjannya tersebut, ia selalu bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. Namun dibalik itu ia mempunyai harapan tinggi agar pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang serba kekurangan di tegah pandemi ini.
         Walaupun ia bekerja sebagai petugas kebersihan sekolah, namun ia memiliki harapan dan cita-cita yang mulia yaitu membahagaian keluarganya, terutama kepada ibunya, karena ibunyalah yang telah melahirkan dan merawatnya sejak ia kecil sampe sekarang. ia sangat ingin sekali membahagiakan ibunya suatu saat nanti. Walaupun kini ia kuliah sembari bekerja, ia tak pernah mengeluh apapun dan ia berharap dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi orang yang sukses dimasa depan.